Apakah yang tidak dimiliki Muhammadiyah? Itulah pertanyaan budayawan Mohamad Sobary tahun 1990 silam, yang kemudian ia jawab sendiri dengan mengatakan, “persyarikatan yang didirikan KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 itu sudah memiliki hampir segalanya: Kewibawaan, kebesaran, popularitas dan prestasi. Selebihnya, ini yang terpenting, amal saleh yang tak mungkin tak terekam dalam disket Allah.” (Muhammadiyah dalam Sorotan, 1990: 236)