WATAMPONE TRIBUN BONE-- Sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya dari forum pemerhati mahasiswa STIE YAPI Bone mendatangi lokasi Kampus Jumat (6/7).
Sekitar tiga puluhan mahasiswa yang tergabung dalam forum tersebut berunjuk rasa di depan kampusnya sambil membacakan pernyataan sikap.
Dalam orasinya mereka mendesak pihak birokrasi kampus untuk segera mempercepat proses Akreditasi program studi Manajeman dan meminta pihak Kopertis untuk segera turun langsung ke Kampus STIE YAPI Bone terkait adanya program studi yang akan diakreditasikan itu. Selain itu para pengunjuk rasa juga mendesak status lokasi kampus
Sekitar tiga puluhan mahasiswa yang tergabung dalam forum tersebut berunjuk rasa di depan kampusnya sambil membacakan pernyataan sikap.
Dalam orasinya mereka mendesak pihak birokrasi kampus untuk segera mempercepat proses Akreditasi program studi Manajeman dan meminta pihak Kopertis untuk segera turun langsung ke Kampus STIE YAPI Bone terkait adanya program studi yang akan diakreditasikan itu. Selain itu para pengunjuk rasa juga mendesak status lokasi kampus
yang sampai saat ini belum dipindahkan. Mereka beralasan lokasi Kampus STIE YAPI Bone dinilai tidak kondusif untuk dijadikan tempat perkuliahan.
Koordinator lapangan yang juga selaku Ketua BEM STIE YAPI Bone Usman mengatakan, selain persoalan akreditasi, aksi ini juga dilatar belakangi oleh adanya kenaikan pembayaran kartu rencana ujian (KRU) sebesar Rp 100.000 yang langsung diseragamkan pembayarannya dan tidak sesuai berdasarkan mata kuliah. “Sebenarnya hanya sepuluh ribu permata kuliah dan ada mahasiswa hanya tujuh mata kuliahnya jadi kalau 100 ribu sisa kelebihan uangnya dikemanakan?,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua STIE YAPI Bone Syahrir Pawerangi,SE,MM mengatakan status kelembagaan penyelenggaraan pendidikan yang dituntut dalam prosedur akreditasi itu yakni akreditasi prodi jurusan Managemen penyelesaiannya sisa menunggu tim assessor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) untuk melakukan visitasi akreditasi. Menurutnya hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya tanda terima Borang S1 2012 No.113/328/2796/S1/2012 yang sudah diberikan ke pihak STIE YAPI Bone.
“Apa yang dilakukan mahasiswa itu adalah aspirasi untuk perbaikan institusi kedepan dan kalau soal akreditasi manajemen itu sementara berproses dan ini bukan kami yang tentukan hasilnya, setelah BAN PT ke Kampus tentu prosesnya jangka waktu lama dan BAN PT itu lembaga independen. Mudah-mudahan aspirasi mahasiswa ini diharapkan dapat membantu percepatan proses akreditasi ini bila perlu diberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melayangkan surat ke pihak BAN PT,” jelas Syahrir.
Meski sebelumnya antara pihak mahasiswa dan pihak birokrasi kampus melakukan dialog namun hasil dialog tersebut dianggap tidak ada hasilnya sehingga mahasiswa melanjutkan aksinya ke Kantor DPRD Kabupaten Bone.(sug/dar)
Koordinator lapangan yang juga selaku Ketua BEM STIE YAPI Bone Usman mengatakan, selain persoalan akreditasi, aksi ini juga dilatar belakangi oleh adanya kenaikan pembayaran kartu rencana ujian (KRU) sebesar Rp 100.000 yang langsung diseragamkan pembayarannya dan tidak sesuai berdasarkan mata kuliah. “Sebenarnya hanya sepuluh ribu permata kuliah dan ada mahasiswa hanya tujuh mata kuliahnya jadi kalau 100 ribu sisa kelebihan uangnya dikemanakan?,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua STIE YAPI Bone Syahrir Pawerangi,SE,MM mengatakan status kelembagaan penyelenggaraan pendidikan yang dituntut dalam prosedur akreditasi itu yakni akreditasi prodi jurusan Managemen penyelesaiannya sisa menunggu tim assessor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) untuk melakukan visitasi akreditasi. Menurutnya hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya tanda terima Borang S1 2012 No.113/328/2796/S1/2012 yang sudah diberikan ke pihak STIE YAPI Bone.
“Apa yang dilakukan mahasiswa itu adalah aspirasi untuk perbaikan institusi kedepan dan kalau soal akreditasi manajemen itu sementara berproses dan ini bukan kami yang tentukan hasilnya, setelah BAN PT ke Kampus tentu prosesnya jangka waktu lama dan BAN PT itu lembaga independen. Mudah-mudahan aspirasi mahasiswa ini diharapkan dapat membantu percepatan proses akreditasi ini bila perlu diberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melayangkan surat ke pihak BAN PT,” jelas Syahrir.
Meski sebelumnya antara pihak mahasiswa dan pihak birokrasi kampus melakukan dialog namun hasil dialog tersebut dianggap tidak ada hasilnya sehingga mahasiswa melanjutkan aksinya ke Kantor DPRD Kabupaten Bone.(sug/dar)